Kamis, 18 Juli 2013

EROSI PORSIO


 EROSI PORSIO

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip endometrium
Penyebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.
Servik uteri adalah penghalang penting bayi masuknya ke dalam genetalia interna. Dalam hubungan ini seorang nulliparadalam keadaan normalkanalis servikalis bebas kuman, pada seorang multipara dengan ostium utero eksternum sudah lebih terbuka, batas ke atas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum. Radang pada serviks uteri biasanya terdapat pada porsio uteri diluar ostium uteri eksternum dan/atau pada endoserviks  uteri. Pada beberapa penyakit kelamin, seperti gonorea, sifilis, ulkus molle, dan granuloma inguinale, dan pada tuberculosis, dapat ditemukan radang pada serviks.


B.        Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah :
1. Tujuan umum : ingin mengetahui lebih dalam tentang erosi serviks.
2. Tujuan Khusus :
     a. Ingin mengetahui tentang pengertian erosi serviks.
     b. Ingin mengetahui etiologi erosi serviks.
     c. Mengetahui tentang tanda gejala dan penanganan terhadap erosi serviks.






 BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Erosi Porsio
Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostium uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167). Sedangkan menurut www.geogle memahami Reproduksi wanita erosi porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama- lama menjadi infeksi. Kemudian menurut sarwono Prawirohardjo erosi porsio dewasa ini telah sangat jarang sekali di pakai pada sumber kepustakaan, dan sekarang ini yang tampak adalah bahwa erosia porsiosebenarnya ialah servisitis kronika.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan. Luka- luka kecil maupun besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman ke dalam endoserviks dan kelenjar- kelenjarnya lalu menyebabkan infeksi menahun.
Erosi porsio dapat dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area porsio
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area porsio
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area porsio

B.  Etiologi Erosi Porsio
1.      Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi. AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
2.       Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual)
3.      Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
4.      Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).


C. Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio
Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio.Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.Selain dan personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).


D. Tanda dan Gejala
1.    Sekret bercampur darah setelah bersenggama
2.    Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
3.    Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
4.    Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah.
5.    Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 175).


E.  Penanganan erosi porsio/erosi serviks
1.      Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2.      Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
a.    Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus                 pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak
b.    Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan
c.    Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit

ASUHAN   KEBIDANAN   PADA NY “   H  ” DENGAN
 PERDARAHAN DI LUAR HAID (EROSI PORTIO)
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 21 JANUARI 2012


No. Register                : 18 26 12
Tgl masuk                    : 21 januari 2012                          Jam :  09.45 Wita
Tgl pengkajian : 21 Januari 2012                         Jam : 10.00 Wita

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A.      Identitas istri /  suami
Nama Istri               :  Ny “H”       /     Tn “ I”
Umur                      :  35 tahun   /      40 tahun
Nikah/lamanya       :  1 kali ± 15 tahun
Suku / Bangsa        : Jawa          /      jawa
Agama                   :  Islam         /       Islam
Pendidikan            :   SMP           /      SMP
Pekerjaan                :   IRT             /     Swasta
Alamat                   :   Jln Vetrani Blok A. No 7A   

B.       Keluhan Utama
Ibu mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan IUD pada tanggal 12 Januari 2012, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat keputihan yang cukup banyak.
C.       Riwayat Haid
Menarche         : 13 Tahun
Siklus               : Tidak teratur
Lama                : 7 hari
Konsistensi     : Cair, Bau anyir khas darah
Flour Albus     : Setiap Hari warna kuning agak kehijauan
Disminorea     : Iya, hari pertama haid
D.      Riwayat Perkawinan
Nikah                  : 1 kali
Usia Menikah     : 20 tahun
Lama menikah    : 15 tahun
Jumlah anak          : 2 anak

E.       Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD sejak 1 minggu yang lalu.
F.        Pola Kebiasaan Sehari – hari
Nutrisi     : Makan 3x sehari dengan porsi 2 piring nasi, sayur, dan lauk pauk. Minum air Putih + 7 gelas perhari
Eliminasi     : BAK + 5x/hari, BAB 1x/hari
Istirahat     : Tidur siang + 2jam/hari, Tidur malam + 8jam/hari
Kebersihan     : Mandi 2x/hari, Ganti baju dan celana dalam 2x/hari.

G.      Keadaan Psikologi
Ibu mengatakan kahwatir dengan keadaan yang dialami.
H.      Pengetahuan
Ibu mengatakan awal terjadinya keputihan adalah setelah memakai alat kontrasepsi IUD.
I.         Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum     :  baik
kesadaran              : compos mentis

Tanda – Tanda Vital
TD      : 110/60 mmHg
S         : 37,5
C
R         : 19 x/menit
N        : 80 x/menit

Muka         :  tidak pucat dan tidak oedem.
Mata         : Sklera putih, Conjungtiva tampak anemis
Ekstremitas     : Kuku  terlihat pucat.

Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan terlihat vulva vagina tidak ada kelainan, portio terlihat merah menyala dan mudah berdarah, terdapat keputihan yang berbau.

ANALISA
Diagnosa      : Ny. H usia 35 th dengan erosi portio
Masalah     : Cemas, keputihan, nyeri abdomen dan rasa perih pada vagina
Kebutuhan   : Istirahat, personal hygien, nutrisi, dukungan psikologis, informasi tentang penyakit yang diderita.
Masalah potensial     : Cervisitis
PLANNING
1.    Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu. E/ Ibu tahu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
2.    Memberikan ibu antibiotik 500 mg 3x1 selama seminggu. E/ untuk mengurangi terjadinya infeksi.
3.    Memberikan ibu therapy albotyl. E/  untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan
4.    Melepaskan   IUD E/ untuk mengurangi perdarahan dan nyeri .
5.    Menganjurkan Konsultasi dengan Dokter Sp.OG. E/ mendapatkan jalan keluar atau solusi untuk memecahkan masalah
6.     Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang  1 minggu kemudian. E/ untuk memantau perkembangan keadaan yang dialami.






PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ H”
DENGAN PERDARAHAN DI LUAR HAID (EROSI PORTIO)
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 21 JANUARI 2012

No. Register : 18 26 12
Tgl masuk        : 21 januari 2012                       jam :  09.45 Wita
Tgl pengkajian    : 21 Januari 2012                  Jam : 10.00 Wita

Identitas istri /  suami
Nama Istri         : Ny “H”       /     Tn “ I”
Umur                   : 35 tahun   /      40 tahun
Nikah/lamanya : 1 kali ± 15 tahun
Suku / Bangsa   : Jawa          /      jawa
Agama               : Islam         /       Islam
Pendidikan        : SMP           /      SMP
Pekerjaan          :  IRT             /     Swasta
Alamat                : Jln Vetrani Blok A. No 7A   
DAT SUBJEKTIF
Nyeri dirasa pada hari pertama haid,Ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD sejak 1 minggu yang lalu dan mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan IUD pada tanggal 12 Januari 2012 dan saat sakit ibu mengatasinya dengan menarik nafas panjang melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat keputihan yang cukup banyak, awal terjadinya keputihan adalah setelah memakai alat kontrasepsi IUD. Ibu khawatir dengan keadaan yang dialami
Riwayat Haid
Menarche         : 13 Tahun
Siklus                 : Tidak teratur
Lama                  : 7 hari
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum baik,Ibu nampak cemas dengan keadaannya,
Tanda – Tanda Vital
TD      : 110/60 mmHg
S     : 37,5
C
R     : 19 x/menit
N     : 80 x/menit
Sklera putih, Conjungtiva tampak Pucat, Kuku  terlihat pucat.
Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan terlihat vulva vagina tidak ada kelainan, portio terlihat merah menyala dan mudah berdarah, terdapat keputihan yang berbau.
Pemeriksaan LAB
HB                  :   9,05 gr %
Albumin          :   Negatif
Reduksi           :    Negatif

ANALISA
Ibu dengan erosi portio
PENATALAKSANAAN
Tanggal 21 januari pukul 10.30 – 11.00 Wita
  1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ; Ibu dan keluarga mengerti dengan hasil pemeriksaan yang di jelaskan.
  2. Memberikan ibu antibiotik 500 mg 3x1 dan obat analgetik  selama seminggu ; obat telah di minum oleh ibu yaitu obat Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi , Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan, Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
  3. Memberikan ibu therapy albotyl ; therapy abotil telah di berikan untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan.
  4. Melepaskan   IUD untuk mengurangi perdarahan dan nyeri ; IUD telah di lepas.
  5. Menganjurkan Konsultasi dengan Dokter Sp.OG. Untuk mendapatkan jalan keluar atau solusi; ibu mau mengkosultasikan ke Dr Hj.Nursanti Sp.OG
  6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang  1 minggu kemudian,untuk memantau perkembangan keadaan yang dialami ; ibu mengerti dan mau datang kembali pada tanggal 28 januari 2012.









 BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah.
2.      Penyebabnya yaitu : infeksi pada masa reproduktif, keterpaparan suatu benda pada sat pemasangan AKDR, dan rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.
3.      Patofisiologinya : Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.
4.      Tanda dan gejala nya yaitu :
a.       Mayoritas tanpa gejala
b.      Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
1).  Setelah berhubungan seksual (poscoital)
2).  Diantara siklus menstruasi
3). Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau    jika disertai infeksi vagina
c.       Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
d.      Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau Al Bothyl.

B. Saran
Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan kedepannya kita lebih hati – hati dan teliti dalam melakukan tindakan kebidanan terhadap pasien agar dapat meminimalkan angka inveksi dan kecacatan pada klien dan juga hendaknya kita bisa menjaga kebersihan diri kita sendiri.

Jumat, 05 Juli 2013

erosi porsio

 Syaloom,,!!!
EROSI    PORSIO

 BAB I

PENDAHULUAN
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip endometrium
Penyebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.



BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Erosi Porsio

Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostium uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167). Sedangkan menurut www.geogle memahami Reproduksi wanita erosi porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama- lama menjadi infeksi. Kemudian menurut sarwono Prawirohardjo erosi porsio dewasa ini telah sangat jarang sekali di pakai pada sumber kepustakaan, dan sekarang ini yang tampak adalah bahwa erosia porsiosebenarnya ialah servisitis kronika.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan. Luka- luka kecil maupun besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman ke dalam endoserviks dan kelenjar- kelenjarnya lalu menyebabkan infeksi menahun.
Erosi porsio dapat dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area porsio
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area porsio
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area porsio

B. Etiologi Erosi Porsio

 1. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi. AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi. 
 2.Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual). 
ada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
3. Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).

C. Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio

Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio.Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.
Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.Selain dan personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).

E. Tanda dan Gejala

a. Sekret bercampur darah setelah bersenggama
b. Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
c. Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
d. Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah.
e. Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 175).
  
F. Penanganan

Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10% atau Albothyl yang menyebabkan nekrose Epitel silinderis dengan harapan bahwa kemudian diganti dengann Epitel gepeng berlapis banyak.
Posted 28th January by kebidanan